RSS Feed (xml)
Hari itu.. sinarmu menembus jendela kamarku,
kutengadahkan mukaku,
dan kulihat kau diatas sana,
Duh, gembiranya hatiku,
Akhirnya kau muncul juga,
Setelah beberapa hari hujan mengguyur kotaku,
Ah matahariku...masih disana kau rupanya...
Sungguh kemarin aku berpikir kau tak akan muncul lagi. Dan aku pun tak berani berharap banyak, toh sudah kuputuskan untuk tak lagi menyapamu di setiap pagi...
Detik pertama berlalu, menyusul detik berikutnya, berikutnya, dan berikutnya,
tak terlalu lama aku memandangmu,
karna sang awan menghalangi pandanganku,
oh penyelamatku (kau tau kenapa awan justru kusebut sebagai penyelamat? yah sudahlah, kalaupun kau tak tau..aku pikir itu tak penting)
Ketika malam tiba, kau tak ada lagi di atas sana, tapi meninggalkan bekas dikulitku. Aku baru menyadarinya. Panas mu telah "memanggang" kulitku. Menyisakan perih.
Ah akhirnya aku sadar, walau kau lah yang terbaik yang pernah kulihat, tapi kau bukanlah yang terbaik untuk dijadikan teman menghabiskan sisa hidup....
Dan akhirnya.....
aku semakin yakin....
tak kusesali keputusanku....
(after he call me)
