Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Saturday, January 24, 2009

[bukan] hari yang cerah

Pagi tadi -dalam sebuah ketaksengajaan- kulihat matahari baru muncul dibelakang geulis. Aku jamin hari ini tak akan turun hujan. Sudah lama aku tak menikmati matahari pagi. Pagi tadi aku terpaksa keluar kosan karena harus mengantarkan kalkulator yang kupinjam dari temanku dua hari lalu. Sempat tertegun sesaat. Hanya sesaat. Dan setelah itu, semua biasa saja. Aku berlalu. Kembali meringkuk di tempat tidurku. Dan terlelap kembali.. Hahahahaaa.... not kampret anymore but being a cow!! Eating!! Sleeping!! Eating!! All the time.. OH nO!!

Detik berganti menit, bergulir menjadi hitungan jam. Dan menjelang malam, ternyata aku salah besar. Langit mendung. Hanya gerimis memang. Tapi tetap saja, warnanya hitam. Sekelam hatiku. Dingin. Membeku kan hatiku. Hufff..mencoba mencari kehangatan. Menerobos gerimis malam itu. Kotaku tampak sepi, maklum orang-orang sudah mulai liburan kayaknya. Semakin terasa pekat. Aku berjalan, terus berjalan, tapi ternyata ide itu tak mampu menghancurkan kebekuan hatiku. Kram sesaat. Sampai terlihat oleh mataku tukang jagung dipinggiran ATM mandiri. Ah, pikiranku tak jadi kram, perlahan-lahan sembuh. Setiap kali melewati tukang jagung bakar yang satu ini, ingatanku selalu melayang ke seseorang, yang tak jauh disana. Dan semua kebekuan itu perlahan mencair (it melt the snow).
Jagung bakar itu mencairkan kebekuan hatiku, dan gerimis semakin tipis, hingga akhirnya hilang lenyap.
Malam itu, yang tersisa hanya aku dan pekatnya hitam.




No comments:

Post a Comment