Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Thursday, January 22, 2009

Walau tak ada bulan dan bintang tp langit malam ini tetap cerah..

Didengar nya nada dering yg tak asing lagi itu. Awalnya dia kira yang nelpon si Imah, ternyata bukan. Antara kaget dan senang ditekannya tombol received. Telpon itu dari Esto. Tapi bukan Padma namanya kalo tak bersikap cool. Ada apa gerangan? Yah, walau cuman sesaat perbincangan mereka, tapi itu tak mengubah rasa gembiranya, mendengar suara Esto saja sedikit mengobati rasa kangen nya. Hanya Padma yang tahu, sebenarnya beberapa hari ini Padma merindukan Esto. Sms padma kemarin tak dibalas. Harusnya bisa ketemu tapi seolah-olah Esto menghindar (setidaknya itu lah yang Padma simpulkan dari sikap Esto belakangan ini). Sempat berpikir bahwa Esto menjauh (atau sepertinya memang dugaan Padma itu benar). Tapi semua disimpannya dalam hati. Dikunci rapat-rapat. "Jangan pernah memaksa masuk dalam kehidupan orang lain. Ketuk lah pintu sesopan mungkin. Karna kau bukan pencuri", kalimat-kalimat itu yang sering diulang-ulang dipikirannya untuk menahan diri dan tak "mengusik" kehidupan Esto. Mengetuk pintu dari luar, walau sebenarnya ingin masuk.
Tapi sore ini, walau hanya perbincangan singkat, perbincangan itu memberikan fresh air dalam hidup Padma, setidaknya pintu itu tak tertutup terlalu rapat sebenarnya, atau lebih tepatnya sore itu pintunya sedikit terbuka.
Masih senyum-senyum membayangkan kejadiaan barusan, hp nya berbunyi lagi. Dua sms. Satu dari Binong satu lagi dari Imah. Dan keduanya berisi kabar baik. Satu ajakan untuk nonton satu lagi berita kiriman duit sudah tiba. Haha. Nonton madagaskar? why not. Padahal baru senin lalu Padma, Imah dan Lena nonton Twilight, tapi ajakan nonton kali ini tak ditolaknya, maklum baru dapat kiriman duit dari Brother nya.
Hmmm..Padma berpikir sebentar, tapi yg dia pikirkan bukan jawaban ikut atau tidak ikut nonton, pertimbangan yang lain, dan tangannya segera menari di key pad HP yang berumur senja itu..
"boleh ajak Esto ga?"
sent to: Imah
Beberapa menit kemudian. Bip...bip.... One message received
"Kata Hagel ajak saja bu, biasanya kita juga ajak dia kan.."
sender: Imah.
Antara ragu dan bimbang, tapi di sent nya juga pesan itu ke nomor orang yang baru meneleponnya.
Beberapa menit kemudian...
"sudah. dia bilang OK"
sent to: Imah
Begitulah sore itu, Padma seperti mendapat durian runtuh. Tamasya keluarga pikirnya. Yah, memang sudah lama juga mereka berempat tak pergi nonton bareng. Sudah beberapa hari ini juga dia tak bertemu Hagel. Bahagia nya tak tertahankan. Hurayyyy.....!!! subidubidup....
Jam 19 kurang beberapa menit Padma sudah menongolkan batang hidungnya di kosan Imah. "Yuks...kita caw, si Hagel sudah kelap* ceunah".

Setelah pesan makanan mereka bagi tugas, Padma nungguin pesanan, Imah dan Hagel beli tiket nonton. Sedangkan Esto, dia bilang tadi menyusul. Dan...kabar buruk pertama pun dimulai. Ternyata Madagaskar sudah tak diputar lagi sejak kemarin, wah ternyata data internet tak selalu benar. Dan kabar buruk keduanya. They have no choice. Bukan no choice juga sich. Hmmm, pilihan film yang masuk kriteria bagus (menurut selera mereka) hanya film twilight (sudah ditonton) dan madagaskar (sudah tidak tayang). Setan budeg, hantu jamu gendong tak masuk kriteria bagus bagi mereka, apalagi film perempuan berkalung sorban. Pilihan yang mungkin hanya pintu terlarang. Hagel bilang film itu tentang psikologis gitu. Ya sudah baiklah... Mereka memutuskan untuk melanjutkan makan dan pesan tiketnya nanti saja. Tapi kabar buruk keempatnya, ternyata Hagel salah lihat jam tayang. Pintu terlarang tayang jam 21.30, padahal waktu masih menunjukkan 19.35. O..ow... Dan mereka berempat bingung menentukan pilihan. Seperti biasa, Padma dan Imah selalu "aku sich ikut saja", sedangkan Esto (entah kenapa hari ini tak seceria biasanya) hanya mengangkat bahunya, artinya "idem dengan Padma dan Imah". Huff... Hagel memang lebih cocok jadi decision maker diantara kami berempat. And the result...MEREKA NONTON TWILIGHT (AGAIN)! Hagel dan Padma sudah 2 kali menonton film itu, sedangkan Imah 3 kali, hanya Esto yang belum pernah nonton sama sekali (maklum, mahluk ini memang belakangan lagi sibuk dengan tugas akhirnya, jadi jarang beredar, yah begitulah pengakuannya). Terlewat hampir 15 menit. Hehe, Esto yang malang.... maap ya kawan.

Walau sudah pernah nonton ternyata itu tak membuat mereka bosan. Maklum lah tampang pemain nya keren boii!! (Gantengnya abg itu Tuhan.... Hahahaha). Jalan ceritanya juga bagus sich. Semua terhanyut dengan pikiran masing-masing. Dan jatah sepuluh ribu pun habis lah.

Pulang jalan kaki. Esto masih terlihat diam membisu. Tak secerah biasanya. Not totally diam membisu juga sich sebenarnya. Berbicara sepatah dua patah kata dengan Padma. Sedikit bercanda just kidding. Sekilas Padma sempat mengamati tampang Esto, "Astaga, kurus banget ni anak", gumamnya dalam hati. "sibuk mikirin tugas akhir kali yahh", Padma hanya bisa menduga-duga dalam hati. "Tuhan..jaga saudara ku ini", itu doanya. Bukan hanya Padma yang ngerasa kalo Esto tak secerah biasa, tapi Hagel dan Imah juga. Hanya saja, setiap mereka memilih untuk menduga-duga, tanpa berani bertanya langsung. "Mungkin Esto sedang lelah dengan tugas akhirnya", hanya itu lah alasan yang masuk akal.

Dan dalam perjalanan pulangnya (setelah mereka berpisah dan Padma hanya berjalan sendiri), Padma merenungi semuanya. Merenungi cerita yang dilewatinya, merenungi apa yang mereka bicarakan malam itu, merenungi apa yang dilihatnya. Beberapa pikiran tak bisa dideskripsikan lewat tulisan ini. Sedikit rumit. "Mungkin Padma benar, Esto sengaja menjauh. Yah, Esto bilang dia melihat Padma di tempat pertemuan beberapa hari lalu, hanya mengamati dari jauh tanpa menyapa. Tapi untuk alasan yang yah.. Padma yakin Esto punya pertimbangan sendiri. Dan Padma menghargai itu", hanya pikiran ini yang bisa dideskripsikan lewat tulisan. Sisanya, hanya Padma yang tahu. Pikirannya tak terbaca.

Malam ini....
Padma menengadah ke langit. Tak terlihat bulan dan bintang memang, tapi langit cerah kawan....

(kelap*=kelaparan).

No comments:

Post a Comment